Kekhawatiran Ibu Hamil, Anak-Anak Saat COVID Melanda Indonesia

Saat COVID-19 menerpa, Satria Krisnaditya Permana tengah repot menyiapkan kelahiran anak sulungnya.

Sari Azalea Yuliani, 24, dan istrinya yang berumur 24 tahun, Sari Azalea Yuliani, yang hamil 37 minggu dan sedang memiliki kandungan bayi perempuan, ke-2 nya dipastikan positif COVID-19 dua minggu awalnya, pas sesudah ayah Sari didiagnosa menderita virus itu. .

Semua terlihat baik saja sebelumnya.

Pasangan yang teratur habiskan waktu bersama ayah Sari ini pilih mengucilkan diri di rumah di Bekasi, kota satelit di tepian Jakarta, di mana mereka mempunyai semuanya yang mereka perlukan.

Sari, kebalikannya, alami demam tinggi 2 hari setelah itu.

Satria mengatakan jika dia “mulai terbenam dalam dan keluar kesadaran,” dan dokter memberitahu mereka jika bayinya dalam bahaya. Sari dikirimkan ke rumah Sakit Sekitar Angkatan Udara Dr Esnawan Antariksa Jakarta.

Satria memvisualisasikan kondisinya sebagai “kekacauan total”. “Ada orang di mana saja.”

Dalam beberapa minggu paling akhir, rumah sakit di seluruh Indonesia ada di tingkat keruntuhan karena keseluruhan kasus di negara tersebut melebihi 2 juta, karena gelombang ke-2 infeksi yang diperhitungkan disebabkan karena perjalanan sepanjang berlibur Idul Fitri pada bulan Mei, digabungkan dengan kehadiran variasi Delta yang lebih agresif.

Lebih dari 30.000 kasus baru disampaikan di hari Selasa, dengan lebih dari 700 orang wafat. Angka kematian di Indonesia sudah melebihi 60.000, tingkatkan kekuatiran mengenai imbas penyakit tidak cuman pada wanita hamil, tapi juga pada bayi baru lahir serta balita.

Saat istrinya dirawat di dalam rumah sakit angkatan udara, Satria berasa lega, tapi pada 30 Juni, kandungan oksigennya turun sampai 85 %, dan dokter putuskan dia memerlukan operasi caesar darurat.

Anak Sari langsung dicari demikian lahir untuk melindunginya dari COVID-19, dan Kirana Azalea Permana ditaruh di inkubator.

Dia tidak dapat mendatangi persalinan karena Satria masih mengucilkan diri di rumah. Muslim yang patuh itu terima telepon dari rumah sakit 2 hari selanjutnya, tidak lama sesudah sholat Jumat.